Jumat, 16 Oktober 2015

ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT DENGAN GANGGUAN PRESEPSI SENSORIS

ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT DENGAN GANGGUAN PRESEPSI SENSORIS


Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan sensory, persepsi antara lain:
1. Catatan keperawatan yang mengkaji fungsi persepsi sensori aktual, adanya deficit dan masalah yang potensial
2. Status mental
Evaluasi kritis terkait proses sensori prespectual, biasanya termasuk data tingkat kesadaran, orientasi, memori.
3. Pemeriksaan fisik:
- Ketajaman penglihatan, dengan mengunakan kartu Snellen, atau membaca
- Ketajaman pendengaran dengan mengobservasi percakapan yang dilakukan dengan klien, tes Weber, Rhine
- Ketajaman terhadap bau-bauan dengan aroma yang spesifik
- Ketajaman pengecap
- Rangsang taktil
4. Lingkungan klien
5. Jaringan sosial yang dimiliki
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan gangguaN pemenuhan kebutuhan sensory, persepsi dan kognitif antara lain :
1. Gangguan persepsi sensori (spesifik: visual, auditori, kinestetik, gustatori, taktil dan olfaktori)
2. Gangguan ingatan
3. Kerusakan memori
4. Gangguan proses pikir
5. Risiko jatuh
III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1.      Gangguan persepsi sensori (spesifik: visual, auditori, kinestetik, gustatori, taktil dan olfaktori)
Definisi karakteristik :
      ü   Konsentrasi rendah
ü   Distorsi auditori
      ü   Perubahan respon terhadap stimulus
      ü   Irritabilitas
      ü   Disorientasi waktu, tempat dan orang
      ü   Perubahan dalam kemampuan memecahkan masalah
      ü   Perubahan pola perilaku
      ü   Gangguan pola komunikasi
      ü   Halusinasi
      ü   Distorsi visual
NOC: Klien dapat :
ü   Mempertahankan fungsi optimal indera
ü   Membangun lingkungan yang aman
ü   Berkomunikasi efektif
ü   Mencapai perawatan diri
NIC:
a.    Mempertahankan fungsi optimal indera
ü   Penglihatan:
-  Simpan kacamata dan kontak lensa bersih dan berfungsi
-  Gunakan alat bantu tambahan
-  Tulis label obat dengan huruf besar
-  Ajarkan klien denagn pamflet tulisan besar dan kontras
ü   Pendengaran:
-  Lakukan tes pendengaran
-  Irigasi telinga
-  Modifikasi lingkungan
-  Saat berkomunikasi matikan televisi atau tape
ü   Perasa
-  Lakukan oral hygiene
-  Makanan berasa dan tekstur berbeda-beda
ü   Sentuhan
-  Terapi sentuhan: menyisir rambut, back rub, menyentuh lengan   atau bahu
-   Reposisi
-  Tekanan lembut bila sensasi berkurang
-  Linen bersih
ü   Pembau
-  Stimulasi bau menyenangkan
-  Membaui makanan sebelum makan
-  Lingkungan bersih
b. Membangun lingkungan yang aman
ü   Kehilangan penglihatan:
-  Ambulasi
-  Jangan tinggalkan klien sendiri di tempat asing
-  Sediakan bel
-  Objek penting letakkan dekat klien
-  Pasang side rail
-  Pindahkan barang berbahaya
ü   Kehilangan pendengaran:
-  Ajarkan klien menggunakan penglihatan untuk menemukan bahaya
-  Kunjungi klien secara teratur
ü   Gangguan bicara:
-  Perlu alternatif komunikasi
-  Sediakan bel panggil
c. Berkomunikasi efektif
ü Dengarkan klien
ü Jangan berteriak
ü    Gunakan pertanyaan pendek, mudah dan bahasa tubuh
ü    Beri klien waktu untuk memahami
ü   Jangan menekan atau memaksa
ü   Gunakan alat bantu untuk memperjelas
ü   Berhadapan dengan klien
d. Mencapai perawatan diri
ü Jelaskan letak susunan makanan yang disajikan
ü Bantu klien dengan gangguan penglihatan ke kamar mandi
ü Beri kesempatan klien melakukan ADL sendiri
                                                  
 2. Gangguan ingatan
Definisi karakteristik :
ü  Ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang factual
ü  Ketidakmampuan untuk mengingat kejadian yang telah lalu
ü  Ketidakmampuan untuk mempelajari keterampilan atau informasi yang baru
ü  Melupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan
NOC: Ingatan, dengan kriteria hasil klien mampu:
ü Mengingat kembali informasi yang sekarang dengan benar
ü Mengingat kembali informasi yang baru saja diterima dengan benar
ü Mengingat kembali informasi yang sudah lama dengan benar
NIC:
ü Ingat kembali bersama pasien pengalaman yang telah lalu
ü Sediakan waktu untuk berkonsentrasi
ü Sediakan kesempatan untuk mengingat kejadian yang baru saja terjadi
ü Monitor tingkah laku pasien
3.    Kerusakan memori
Definisi :
Ketidakmampuan untuk mengingat kembali informasi atau perilaku
Batasan karakteristik :
ü  Tidak mampu mengingat informasi factual
ü  Tidak mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi atau masa lampau
ü  Tidak mampu belajar atau menyimpan ketermapilan atau informasi baru
ü  Tidak mampu untuk menentukan perilaku yang sudah dilaksanakan
ü  Meleporkan atau menunjukkan pengalaman lupa
ü  Tidak mampu menampilkan keterampilan yang pernah dipelajari
ü  Lupa dalam menampilkan perilaku pada jadwal yang telah dilakukan
Faktor yang berhubungan
ü  Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
ü  Gangguan neurologis
ü  Lingkungan yang mengganggu
ü  Anemia
ü  Hipoksia kronis/akut
ü  Penurunan curah jantung
NOC : Memory        
Kriteria Hasil :
ü  Dapat merecall informasi lama secara akurat
ü  Dapat merecall informasi yang baru saja terjadi secara akurat
NIC : Memory training
ü  Mengidentifikasi dengan pasien dan kelurga masalah memori
ü  Menstimulasi memori dengan mengulang pikiran pasien terakhir
ü  Implementasi tehnik memori yang sesuai
ü  Menyediakan latihan orientasi
ü  Menyediaan kesempatan berkonsetrasi
ü  Monitor perilaku pasien saat latihan
4.    Gangguan proses pikir
Definisi karakteristik :
ü  Dissonansi kognitif
ü  Deficit memori / masalah
ü  Ketidakakuratan menginterpretasikan lingkungan
ü  Egosentris
ü  Berfikir tidak berdasarkan realita
NOC: Kemampuan kognitif, dengan kriteria hasil klien mampu:
ü Berkomunikasi dengan lancar sesuai umur dan kemampuan
ü Memiliki perhatian yang penuh
ü Berkonsentrasi
ü Memiliki orientasi
ü Membuat keputusan yang tepat
NIC:
ü Beri kesempatan kepada klien untuk menyampaikan pendapatnya.
ü Beri kesempatan kepada klien untuk memusatkan perhatian
ü Jangan beri klien informasi yang berlebihan dalam satu waktu
ü Orientasikan lingkungan sekitar klien
5.    Risiko jatuh
NOC :
Klien dapat  menunjukkan perilaku yang aman untuk mencegah jatuh dengan indikator :
ü  Menggunakan alat bantu dengan benar
ü  Menempatkan penghalang untuk mencegah jatuh
ü  Menggunakan prosedur berpindah yang ama
ü  Menggunakan restrain jika diperlukan
NIC : Pencegahan jatuh
Aktivitas :
ü  Identifikasi keterbatasan fisik dan kognitif pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh
ü  Identifikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh
ü  Sediakan alat bantu seperti walker
ü  Ajarkan pasien meminimalkan injuri ketika jatuh
ü  Gunakan restrain fisik untuk membatasi pergerakan yang dapat membahayakan klien
ü  Gunakan side rail pada bagian kiri dan kanan untuk mencegah jatuh dari tempat tidur
ü  Sediakan pencahayaan yang adekuat untuk meningkatkan penglihatan
DAFTAR PUSTAKA.
Ellis, Janice, Elizabeth A. Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
DeLaune S.C., Patricia K.L. 2002. Fundamental of Nursing:Standarts and Practice. USA: Delmar
Kozier & Erb’s. 2008. Fundamental of Nursing,Concept, Process, and Practice. Pearson: Prentice Hall: New Jersey.                      
LeMone, Priscilla, Karen M. Burke. 1996. Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care. Canada: Addison-Wesley Nursing.
North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2007-2008. Philadelphia.

Asuhan Keperawatan Endokrin

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN:
1)        MORBUS BASEDOW
1.    KONSEP PENYAKIT MORBUS BASEDOW
a.    Pengertian
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
b.    Etiologi
Diduga akibat peran antibodi terhadap peningkatan produksi tiroid serta adanya adenoma tiroid setempat (suatu tumor) yang tumbuh di dalam jaringan tiroid dan ensekresikan banyak sekali hormon tiroid.
c.    Patofisiologi
Hipothalamus              Hormon pelepas (tirotropin)
Hipofisis anterior                     Hormon perangsang tiroid (TSH)      
Tiroid Hipertrofi                            Peningkatan sekresi Yodium
Tirotoksin                    Peningkatan metabolisme       Antibodi imunoglobulin
                                                                                                      Adenoma tiroid setempat
         Hipertiroid
Peningkatan kebutuhan kalori
Peningkatan sirkulasi darah                                        Resiko penurunan curah jantung
                                                                       Resiko perubahan nutrisi (-) kebutuhan tubuh
       Kelelahan otot                                                   
                         Resiko kerusakan integritas jar. mata
Sumber: Guyton and Hall (1997)
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan – lipatan sel – sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi terus – menerus dari sistem cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
d.    Gambaran Klinik
1)    Berat badan menurun                               10) Dispnea
2)    Eksoftalmus.                                             11) Berkeringat
3)    Palpitasi, takikardia.                                  12) Diare
4)    Nafsu makan meningkat.                         13) Kelelahan otot      
5)    Tremor (jari tangan dan kaki)                   14) Oligomenore/amenore
6)    Telapak tangan panas dan lembab
7)    Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler
8)    Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.
9)    Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).
e.    Penanggulangan
Terapi penyakit graves dtujukan kepada pengendalian stadium tirotoksikosis dengan pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau karbimasol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan antitiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau tiroidektomi subtotal bilateral.
Indikasi tindakan bedah adalah:
1)    perlu mencapai hasil definitif cepat.         4) Struma multinoduler dengan hipertiroidi
2)    Keberatan terhadap antitiroid                    5) Nodul toksik soliter.
3)    Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan
2.    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MORBUS BASEDOW
a.    Pengkajian
Data dasar pada pengkajian pasien dengan morbus basedow adalah:
1)    Aktivitas/istirahat
a)    Gejala: insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.
b)    Tanda: Atrofi otot.
2)    Sirkulasi
a)    Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina).
b)    Tanda: disritmia (Fibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis).
3)    Eliminasi
a)    Gejala: urine dalam jumalh banyak, perubahan dalam feses (diare).
4)    Integritas ego
a)    Gejala: Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik.
b)    Tanda: Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.
5)    Makanan/cairan
a)    Gejala: Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
b)    Tanda: Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
6)    Neurosensori
a)    Tanda: Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
7)    Nyeri/kenyamanan
a)    Gejala: nyeri orbital, fotofobia.
8)    Pernafasan
a)    Tanda: frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis).
9)    Keamanan
a)    Gejala: tidak toleransi teradap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).
b)    Tanda: suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan emerahan, rambut tipis, mengkilat, lurus, eksoftalmus: retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
10) Seksualitas
a)    Tanda: penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten.
11) Penyuluhan/pembelajaran
a)    Gejala: adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon toroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pneumonia), trauma, pemeriksaan rontgen foto dengan kontras.
12) Pemeriksaan diagnostik
a)    Tes ambilan RAI: meningkat.
b)    T4 dan T3 serum: meningkat
c)    T4 dan T3 bebas serum: meningkat
d)    TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
e)    Tiroglobulin: meningkat
f)     Stimulasi TRH: dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
g)    Ambilan tiroid131: meningkat
h)    Ikatan proein iodium: meningkat
i)      Gula darah: meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).Kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
j)      Fosfat alkali dan kalsium serum: meningkat.
k)    Pemeriksaan fungsi hepar: abnormal
l)      Elektrolit: hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.
m)  Katekolamin serum: menurun.
n)    Kreatinin urine: meningkat
o)    EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.
b.    Diagnosa Keperawatan
1)    Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.
2)    Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.
3)    Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
4)    Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
c.    Perencanaan
1)    Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.
Tujuan asuhan keperawatan: mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada disritmia.
Rencana tindakan dan rasional:

1.                      Mandiri

a)    Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
·         Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi. Besarnya tekanan nadi merupakan refleksi kompensasi dari peningkatan isi sekuncup dan penurunan tahanan sistem pembuluh darah.
b)    Pantau CVP jika pasien menggunakannya.
·         Memberikan ukuran volume sirkuasi yang langsung dan lebih akurat dan mengukur fungsi jantung secara langsung.
c)    Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
·         Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia.
d)    Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
·         Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat terhadap adanya takikardia.
e)    Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik.
·         S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik, adanya S3 sebagai tanda adanya kemungkinan gagal jantung.
f)     Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jnatung dan adanya disritmia.
·         Takikardia merupakan cerminan langsung stimulasi otot jantung oleh hormon tiroid, dsiritmia seringkali terjadi dan dapt membahayakan fungsi antung atau curah jantung.
g)    Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.
·         Tanda awal terjadinya kongesti paru yang berhubungan dengan timbulnya gagal jantung.
h)    Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan linen/pakaian, kompres dengan air hangat.
·         Demam terjadi sebagai akibat kadar hormon yang berlebihan dan dapat meningkatkan diuresis/dehidrasi dan menyebabkan peningkatan vasodilatasi perifer, penumpukan vena dan hipotensi.
i)      Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan hipotensi.
·         Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung.
j)      Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
·         Kehilangan cairan yang banyak (melalui muntah, dare, diuresis, diaforesis) dapat menimbulkan dehidrasi berat, urine pekat dan berat badan menurun.
k)    Timbang berat badan setiap hari, sarankan untuk tirah baring, batasi aktivitas yang tidak perlu.
·         Aktivitas akan meningkatkan kebutuhan metabolik/sirkulasi yang berpotensi menimbulkan gagal jantung.
l)      Catat adanya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan, sinus bradikardia/blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung.
·         Kondisi ini mempengaruhi pilihan terapi (misal penggunaan penyekat beta-adrenergik merupakan kontraindikasi).
m)  Observasi efek samping dari antagois adrenergik, misalnya penurunan nadi dan tekanan darah yang drastis, tanda – tanda adanya kongesti vaskular/CHF, atau henti jantung.
·         Satu indikasi untuk menurunkan atau menghentikan terapi.

2.                      Kolaborasi

a)    Berikan cairan iv  sesuai indikasi.
·         Pemberian cairan melalui iv dengan cepat perlu untuk memperbaiki volume sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadap tanda gagal jantung/kebutuhan terhadap pemberian zat inotropik.
b)    Berikan O2 sesuai indikasi
·         Mungkin juga diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolisme/kebutuhan terhadap oksigen tersebut.
2)    Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.
Tujuan asuhan keperawatan: Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktifitas.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a)    Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktifitas.
·         Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia (di atas 160x/mnt) mungkin akan ditemukan.
b)    Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.
·         Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan hipermetabolik, yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan aktivitas.
c)    Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sesori, warna – warna yang sejuk dan musik santai (tenang).
·         Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi , hiperaktif dan insomnia.
d)    Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.
·         Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme.
e)    Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
·         Dapat menurunkan energi dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan relaksasi.
f)     Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.
·         Memungkinkan unttk menggunakan energi dengan cara konstruktif dan mungkin juga akan menurunkan ansietas.
g)    Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap perasaan tersebut.
·         Peningkatan kepekaan dari susunan saraf pusat dapat menyebabkan pasien mudah untuk terangsang, agitasi dan emosi yang berlebihan.
h)    Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil ini.
·         Mengerti bahwa tingkah laku tersebut secara fisik meningkatkan koping terhadap situasi sat itu dorongan dan saran orang terdekat untuk berespons secara positif dan berikan dukungan pada pasien.
Kolaborasi:
i)      Berikan obat sesuai indikasi (sedatif, mis: fenobarbital/luminal, transquilizer/klordiazepoksida/librium.
·         Untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif dan insomnia.
3)    Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
Tujuan asuhan keperawatan: Menunjukkan berat badan yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda – tanda malnutrisi.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a)    Auskultasi bising usus.
·         Bising usus hiperaktif menerminkan peningkatan motilitas lambung yang menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.
b)    Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.
·         Peningkatan aktivitas adrenergik dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia, polidipsia, poliuria, perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan (tanda asidosis metabolik).
c)    Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.
·         Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
d)    Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.
·         Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya hipermetabolik.
e)    Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (mis. Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare (mis. Apel, jambu dll).
·         Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang diperlukan.
Kolaborasi:
a)    Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
·         Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat – zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasikan makanan pengganti yang paling sesuai.
b)    Berikan obat sesuai indikasi:
(1)  Glukosa, vitamin B kompleks.
·         Diberikan untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan mencegah atau mnegobati hipoglikemia.
(2)  Insulin (dengan dosis kecil)
·         Dilakukan dalam mengendalikan glukosa darah jika kemungkinan ada peningkatan.
4)    Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
Tujuan asuhan keperawatan: Mampu mengidentifikasikan tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a)    Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang sempit, air mata berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata.
·         Manifestasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan berhubungan dengan tirotoksikosis yang memerlukan intervensi pendukung sampai resolusi krisis dapat menghilangkan simtomatologis.
b)    Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda (diplopia).
·         Oftalmopati infiltratif (penyakit graves) adalah akibat dari peningkatan jaringan retro-orbita, yang menciptakan eksoftalmus dan infiltrasi limfosit dari otot ekstraokuler yang menyebabkan kelelahan. Munculnya gangguan penglihatan dapat memperburuk atau memperbaiki kemandirian terapi dan perjalanan klinis penyakit.
c)    Anjurkan pasien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.
·         Melindungi kerusakan kornea jika pasien tidak dapat menutup mata dengan sempurna karena edema atau karena fibrosis bantalan lemak.
d)    Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemakaian  garam jika ada indikasi.
·         Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi seperti GJK yang mana dapat memperberat eksoftalmus.
e)    Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan.
·         Memperbaiki sirkulasi dan mempertahankan gerakan mata.
f)     Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang  perubahan gambaran atau bentuk ukuran tubuh untuk meningkatkan gambaran diri.
·         Bola mata yang agak menonjol menyebabkan seseorang tidak menarik, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan tata rias, menggunakan kaca mata.
Kolaborasi:
a)    Berikan obat sesuai dengan indikasi:
(1)  Obat tetes mata metilselulosa.
·         Sebagai lubrikasi mata.
(2)  ACTH, prednison.
·         Diberikan untuk menurunkan radang yang berkembang dengan cepat.
(3)  Obat antitiroid
·         Dapat menurunkan tanda/gejala atau mencegah keadaan yang semakin memburuk.
(4)  Diuretik
·         Dapat menurunkan edema pada keadaan ringan.